Assalamualaikum wr.wb. Saya selalu merasakan
bagaimana perubahan perasaan hati yang terus membuat pandangan hidup saya
berbeda, salah satunya adalah menikah.
Sebenarnya saya tidak mengerti dan tidak mau
dulu mengetahui lebih dalam tentang menikah. Jika saya pikir, oh saya masih
muda sekali dan tidak merasakan apa-apa tentang menikah, itu memang bullshit.
Saya kadang memikirkan menikah adalah tujuan hidup seseorang, mungkin sebagian
orang akan merasakan hidupnya lengkap dan terindahkan oleh cinta dalam hal
menikah, dan bagi saya pribadi menikah memang sangat diharapkan untuk menjalani
hidup di masa tua nanti. tapi, masa muda yang sudah menikah memang unik,
terlepas dari segala keadaan yang membuat demikian.
“SAYA TIDAK MEMPERSOALKANNYA
MENJADI BEBAN HIDUP”.
Maksud saya, saya tahu dan mengerti bahwa
Allah SWT sudah mentakdirkan semua manusia berpasang-pasangan dan ada pula yang
tidak karena (mohon maaf) meninggal sebelum menikah. Semua sudah ditetapkan
oleh Sang Pencipta sebelum kehidupan diciptakan. Dan untuk orang-orang yang
mengerti hal itu, mereka tidak akan mempersoalkannya menjadi beban hidup. Di
masa depan, menikah bukan target utama hidup saya, terdengar subjektif sekali
tapi mungkin ada juga diantara kita yang berpikiran sama tentang menikah.
Beberapa hal yang membuat saya memikirkan demikian adalah karena saya mengalami
masa-masa sulit menggapai target dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan apapun.
Mencoba menjadi pribadi yang memperbaiki setiap kesalahan dan kegagalan di masa
lalu yang telah diperbuat adalah keyakinan saya pribadi untuk menjadi orang
yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Saya menyadari betapa menantangnya setiap hari
dengan berbagai persoalan hidup yang bedebah ini. Oke, saya lebih banyak stres
saat dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup atau persoalan yang saya hadapi,
saya masih sering mengeluh pada diri sendiri dan pengecut. Begitu banyak
harapan saya pupus dan saya mencoba berharap yang lain, saya tidak begitu
mengharapkan hal yang realistis untuk dicapai, saya terlalu ambisius dan gila.
Harapan memang sebagian besar adalah akar dari sakit hati, dan saya tidak
menyebut harapan saya adalah harapan, tapi harapan saya adalah mimpi yang bisa
menjadi kenyataan, benarkan? Jadi, saya memutuskan untuk tidak banyak bacot dan
tidak terlalu mendengar dan memperhatikan hal-hal yang tidak begitu penting
untuk saya, persetan dengan kepentingan orang lain kepada saya, haha terdengar
egois sekali! .
“saya sangat ingin menjadi
orang yang ambisius dan gila kerja, sehingga jika itu terwujud, tidak butuh
waktu lama untuk menikah”.
Intinya, saya memiliki khayalan saya sendiri
bagaimana saat lima, atau lima belas tahun lagi saya akan menikah dengan
seseorang dan saya membayangkan beberapa orang yang cocok dengan saya. Tapi,
saya tidak benar-benar menjadikan menikah sebagai tujuan utama saya, prioritas
saya adalah meraih segala apa yang saya inginkan nanti, dan yang tidak sempat
saya dapatkan dulu.
Terimakasih
dan wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar