Kata pengantar
Saya
bersyukur ini adalah antologi puisi saya yang lain.
Semua orang
butuh apresiasi, dan pertunjukan.
2015-06-05
Daftar isi
Kata pengantar................................................................2
Daftar isi..........................................................................3
Puisi kesatu
: Badut...................................................4
Puisi kedua
: Coulrophobia.......................................6
Puisi ketiga
: Cat and dog.........................................8
Puisi keempat
: Sehabis hujan.....................................10
Puisi kelima
: Bajingan yang melawak.....................12
Puisi keenam
: Sepatu mancung...............................14
Puisi ketujuh
: Jubah putih........................................16
Puisi kedelapan
: Di januari............................................18
Puisi kesembilan :
Egois....................................................21
Puisi kesepuluh
: Tangisan awan.....................................23
Penutup.............................................................................25
Badut***
Hidup
seperti sirkus pada malam hari
Hidung
yang merah, berjalan diatas seutas tali
Dengan api
di bawah kaki
Kita
lelah, penuh pasrah
Hidup
ini penuh atraksi
Penuh
dengan reaksi
Badut,
yang terlihat pecundang, badut
Badut
yang terlihat bodoh, badut gila
Mari
kita mati, saat ajal menjemput
Skenario
terbongkar, rahasia setiap badut
Hidup
ini penuh atraksi
Penuh
dengan reaksi
Badut,
terlihat pecundang, badut
Badut
yang terlihat bodoh, badut gila
Mari
kita mati, ketika ajal menjemput
Skenario
terbongkar, rahasia setiap badut
Bersiaplah,
bawa trikmu pada hidupmu, matimu
Tunjukan
dan selamat di keabadian dunia
Coulrophobia
Ini
adalah damai dari sebuah hiburan
Yang
mereka tertawakan tak akan pernah hilang
Di
belakang kalian, mereka mengikuti langkah kaki
Dari
mimpi buruk hingga menjadi kenyataan
Di sini
akhir dari perjalanan mereka
Di
tempat yang anda takuti? , sebut itu drama panggung
Atau
tangisan tali di atas api
Dibuat
jalan menuju tepian, disambut tepuk tangan
Cat and dog
Kamu
mengejar yang tak pasti
Itu
serupa aku pula
Kita
tak pernah bersama
Cinta
ini gila, kita tak bisa berdua
Duduk
dan lihat saja
Apa
bisa berjalan dalam hati terluka
Dan kau
tak menyerah, membuatku gila
Hidup
kita sama tapi jalan kita berbeda
Sehabis hujan
Saya
berdiri di depan anda semua
Menutup
diri dari main watak
Meredam
ego, memakai setelan rapih
Berbicara
seperti anda semua memarahi saya
Lalu
mencoba untuk terlihat keren di depan anda
Akan
bersembunyi di balik kebanggaan saya
Menunduk
di depan kenyataan
Berpegang
pada apa yang saya tahu
Tapi
syal yang terlihat saya terasa membebani
Membuat
pilihan yang memojokkan untuk menggapai ke tepian jurang
Lalu
membusungkan dada seraya berkata
“kami
bangga menjadi relawan !”
Dari
dalam hati yang paling terdalam ternyata
Ingin sekali
melangkahi saudara sekalian
Tapi
masih terlalu ragu menunggu
Dan
tetap seperti orang awam pendendam
Bajingan yang melawak
mungkin hanya tangan yang mudah di balikan
tapi tak semudah dapatkan persahabatan
aku sedikit egois.
Kawan pun jadi lawan
Teman makan teman
Menjadi tragis
Mereka tahu, mungkin kau tak tahu
Aku sedikit egois..
Jauhi kawan
Aku lelucon !!
Sekarang jadi begini ulah siapa?!
Aku yang bukan lagi siapa-siapa
Sahabat bukan sesuatu yang biasa !
Menjauh dan putus asa !
Dan saat ku tahu
Kau memanfaatkanku lalu menonton film hantu
Sungguh akan ku hajar wajahmu ke pintu
Karena aku lelucon, ku hanya lelucon
Sepatu mancung
“main dengan pikiran sedikit hal gila” berkata para badut
Dari yang bodoh sampai menghina
Sebenarnya ku lihat damaimu
Lebih aneh dari seorang yang putus asa
Karena mengejar asa
Dari perlakuan konyol sedikit terlihat keajaiban
Dan ketika diberikannya tawa, akan dikembalikan lagi
Malam ini untuk semua dan akhir bagi semua
Di sini datang untuk apa?
Sesuatu yang tak pasti kadang luangkan waktu dan mencari canda
Semua wajah anda adalah semua mimpinya
Kau pikir ini baik, kau pikir ini menakjubkan
Kau pikirkan semuanya dan memberikan jawaban
Ini adalah rahasia untuk disembunyikan?
Mohon Tuhan, buat dunia tertawa, menertawakan cinta yang ada pada semua
Jubah putih**
Ya..
Jubah putih pada waktu malam
Akhir waktuku untuk tenggelam
Menyelam dalam kelam
Penuh tangis dikamarku
Jika memang harus begitu
Mungkin aku akan merayu
Pada-MU
Bila esok benar tak datang
Tak ada lagi kawan bersenang-senang
Di depanku !!
Saat tak ada, tak berjiwa
Mampukah merasa?
Hati tak tenang dan setan menyerang
Membuatku jatuh dalam lava ketika menyeberang
“menyentuhku pelan dengan wajah seram,
Jubah putih tampak geram ku tak sembahyang”
Di Januari
Tahun lalu, bermimpi untuk hari esok
Tapi hari esok tentu tak datang
Mungkin dengan kebahagiaan
Memisahkan segala persoalan
Saat hari esok adalah senin
Ah membual saja seakan esok kan datang?
Tapi hari senin aku meniup lilin kehidupanku lalu pergi
Untuk ujian akhir yang menjengkelkan
Sayang, 5 januari begitu berat dirasa
Gerimis dan hujan membuatku lemah
Murung dan energi menurun
Levelku seakan kembali pada tahun lalu
Aku insomnia sampai jam 4 pagi
Rasanya sulit tidur, tapi itu sudah terbiasa
Rasanya ingin tidur selama beratus tahun
Tapi aku tahu aku akan mati
Dan jam 6 aku harus sudah berangkat dengan setelan rapi
Hey, seperti seorang yang ingin melamar kerja
Sarapan terbaikku adalah nasi goreng dan sosis dan telur goreng, juga
cokelat susu
Tapi aku harus terburu-buru, biarkan saja 5 menit terbuang
Ingin sekali menjadi lebih baik hari esok
Tapi aku sudah bilang untuk minggu depan dan minggu depan
Sampai ku bosan
Janjiku dipertaruhkan !
Aku
sudah sampai tahap 19
seseorang
mencoba menjelaskan apa itu “hidup”
Rasanya
itu terlalu serius, jadi aku hanya akan tertawa
Seseorang
menasihati apa itu umur
Rasanya
itu biarkan saja seperti air
Adapula
mengatakan dirinya “penjelajah”
Tetapi
masih mencari jalan pintas bahkan sampai detik ini
Aku
hanya ingin bebas, tujuanku masih sangat jauh
Jika
kau mencoba menjelaskan apa itu pendidikan
Rasanya
terlalu serius, aku hanya akan lakukan
Apa
yang aku bisa aku akan lakukan
Menunggu
semester ini cepat lewat
Semakin
sulit sesuatu maka semakin sulit kita mengendalikan diri
Memulai
sedikit demi sedikit dan berpura-pura serius adalah modalku
Merasa
ada sesuatu yang baik menungguku di sudut kampus
Tetapi
ini sudah sore dan aku malah menunggu
Untuk
puluhan buku yang membantuku
Lalu
harus sampai di rumah tepat waktu untuk menonton serial spongebob yang diputar
ulang
Jika
kau menjelaskan apa itu masa muda
Maka
tak ada gunanya, biarkan saja mengalir
Aku
tak ingin menilai diri kita sebagai generasi masa depan
Jika
kita saling menyadari
Maka
biarkan kita saling memahami
Bukankah
begitu??
Aku
hanya ingin bebas, aku tak butuh buku
Aku
yang akan membuat bukuku sendiri
Aku
tak butuh cap, bisa jadi tak inginkan apapun
egois
Terimalah, kau setan, aku juga
Tak usah menerakakan orang
Tak perlu bersumpah dan teriak
Apa kau akan senang/
Setelah acuh tak acuh
Dan
melemah lalu angkuh
Tangisan awan
mengapa kau bertengkar?
Apakah dunia tetap berputar?
Mengapa kalian begitu gusar?
Suara tangis dan guruh terdengar
Hujan turun lagi, membasahi ruang bumi
Hidup adalah kami
Bukan teori yang rumit kan?
Dan di tanah terdapat cinta yang alami
Dari tangisannya menjadi damai
Dari marahnya langit terdapat cinta yang digapai
Penutup
Menceritakan
tentang sebuah pertunjukan yang diambil dari kisah misteri para Badut adalah
hal yang perlu diapresiasi. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar