Kamis, 30 Juni 2016

ANTOLOGI PUISI "SIRKUS"

Kata pengantar
Saya bersyukur ini adalah antologi puisi saya yang lain.
Semua orang butuh apresiasi, dan pertunjukan.


2015-06-05


Daftar isi
Kata pengantar................................................................2
Daftar isi..........................................................................3
Puisi kesatu         : Badut...................................................4
Puisi kedua          : Coulrophobia.......................................6
Puisi ketiga           : Cat and dog.........................................8
Puisi keempat      : Sehabis hujan.....................................10
Puisi kelima          : Bajingan yang melawak.....................12
Puisi keenam        : Sepatu mancung...............................14
Puisi ketujuh        : Jubah putih........................................16
Puisi kedelapan   : Di januari............................................18
Puisi kesembilan : Egois....................................................21
Puisi kesepuluh   : Tangisan awan.....................................23
Penutup.............................................................................25


Badut***


Hidup seperti sirkus pada malam hari
Hidung yang merah, berjalan diatas seutas tali
Dengan api di bawah kaki
Kita lelah, penuh pasrah

Hidup ini penuh atraksi
Penuh dengan reaksi

Badut, yang terlihat pecundang, badut
Badut yang terlihat bodoh, badut gila
Mari kita mati, saat ajal menjemput
Skenario terbongkar, rahasia setiap badut

Hidup ini penuh atraksi
Penuh dengan reaksi

Badut, terlihat pecundang, badut
Badut yang terlihat bodoh, badut gila
Mari kita mati, ketika ajal menjemput
Skenario terbongkar, rahasia setiap badut

Bersiaplah, bawa trikmu pada hidupmu, matimu
Tunjukan dan selamat di keabadian dunia

Coulrophobia


Ini adalah damai dari sebuah hiburan
Yang mereka tertawakan tak akan pernah hilang
Di belakang kalian, mereka mengikuti langkah kaki
Dari mimpi buruk hingga menjadi kenyataan

Di sini akhir dari perjalanan mereka
Di tempat yang anda takuti? , sebut itu drama panggung
Atau tangisan tali di atas api
Dibuat jalan menuju tepian, disambut tepuk tangan

Cat and dog

Kamu mengejar yang tak pasti
Itu serupa aku pula
Kita tak pernah bersama
Cinta ini gila, kita tak bisa berdua

Duduk dan lihat saja
Apa bisa berjalan dalam hati terluka
Dan kau tak menyerah, membuatku gila
Hidup kita sama tapi jalan kita berbeda

Sehabis hujan

Saya berdiri di depan anda semua
Menutup diri dari main watak
Meredam ego, memakai setelan rapih
Berbicara seperti anda semua memarahi saya
Lalu mencoba untuk terlihat keren di depan anda
Akan bersembunyi di balik kebanggaan saya
Menunduk di depan kenyataan
Berpegang pada apa yang saya tahu
Tapi syal yang terlihat saya terasa membebani
Membuat pilihan yang memojokkan untuk menggapai ke tepian jurang
Lalu membusungkan dada seraya berkata
“kami bangga menjadi relawan !”
Dari dalam hati yang paling terdalam ternyata
Ingin sekali melangkahi saudara sekalian
Tapi masih terlalu ragu menunggu
Dan tetap seperti orang awam pendendam

Bajingan yang melawak

mungkin hanya tangan yang mudah di balikan
tapi tak semudah dapatkan persahabatan
aku sedikit egois.
Kawan pun jadi lawan
Teman makan teman
Menjadi tragis

Mereka tahu, mungkin kau tak tahu
Aku sedikit egois..
Jauhi kawan
Aku lelucon !!

Sekarang jadi begini ulah siapa?!
Aku yang bukan lagi siapa-siapa
Sahabat bukan sesuatu yang biasa !
Menjauh dan putus asa !

Dan saat ku tahu
Kau memanfaatkanku lalu menonton film hantu
Sungguh akan ku hajar wajahmu ke pintu
Karena aku lelucon, ku hanya lelucon

Sepatu mancung

“main dengan pikiran sedikit hal gila” berkata para badut
Dari yang bodoh sampai menghina
Sebenarnya ku lihat damaimu
Lebih aneh dari seorang yang putus asa
Karena mengejar asa
Dari perlakuan konyol sedikit terlihat keajaiban
Dan ketika diberikannya tawa, akan dikembalikan lagi
Malam ini untuk semua dan akhir bagi semua
Di sini datang untuk apa?
Sesuatu yang tak pasti kadang luangkan waktu dan mencari canda
Semua wajah anda adalah semua mimpinya
Kau pikir ini baik, kau pikir ini menakjubkan
Kau pikirkan semuanya dan memberikan jawaban
Ini adalah rahasia untuk disembunyikan?
Mohon Tuhan, buat dunia tertawa, menertawakan cinta yang ada pada semua

Jubah putih**

Ya..
Jubah putih pada waktu malam
Akhir waktuku untuk tenggelam
Menyelam dalam kelam
Penuh tangis dikamarku
Jika memang harus begitu
Mungkin aku akan merayu
Pada-MU

Bila esok benar tak datang
Tak ada lagi kawan bersenang-senang
Di depanku !!
Saat tak ada, tak berjiwa
Mampukah merasa?
Hati tak tenang dan setan menyerang
Membuatku jatuh dalam lava ketika menyeberang
“menyentuhku pelan dengan wajah seram,
Jubah putih tampak geram ku tak sembahyang”

Di Januari

Tahun lalu, bermimpi untuk hari esok
Tapi hari esok tentu tak datang
Mungkin dengan kebahagiaan
Memisahkan segala persoalan

Saat hari esok adalah senin
Ah membual saja seakan esok kan datang?
Tapi hari senin aku meniup lilin kehidupanku lalu pergi
Untuk ujian akhir yang menjengkelkan

Sayang, 5 januari begitu berat dirasa
Gerimis dan hujan membuatku lemah
Murung dan energi menurun
Levelku seakan kembali pada tahun lalu

Aku insomnia sampai jam 4 pagi
Rasanya sulit tidur, tapi itu sudah terbiasa
Rasanya ingin tidur selama beratus tahun
Tapi aku tahu aku akan mati

Dan jam 6 aku harus sudah berangkat dengan setelan rapi
Hey, seperti seorang yang ingin melamar kerja
Sarapan terbaikku adalah nasi goreng dan sosis dan telur goreng, juga cokelat susu
Tapi aku harus terburu-buru, biarkan saja 5 menit terbuang
 Ingin sekali menjadi lebih baik hari esok
Tapi aku sudah bilang untuk minggu depan dan minggu depan
Sampai ku bosan
Janjiku dipertaruhkan !
Aku sudah sampai tahap 19
seseorang mencoba menjelaskan apa itu “hidup”
Rasanya itu terlalu serius, jadi aku hanya akan tertawa
Seseorang menasihati apa itu umur
Rasanya itu biarkan saja seperti air
Adapula mengatakan dirinya “penjelajah”
Tetapi masih mencari jalan pintas bahkan sampai detik ini
Aku hanya ingin bebas, tujuanku masih sangat jauh

Jika kau mencoba menjelaskan apa itu pendidikan
Rasanya terlalu serius, aku hanya akan lakukan
Apa yang aku bisa aku akan lakukan
Menunggu semester ini cepat lewat
Semakin sulit sesuatu maka semakin sulit kita mengendalikan diri
Memulai sedikit demi sedikit dan berpura-pura serius adalah modalku
Merasa ada sesuatu yang baik menungguku di sudut kampus
Tetapi ini sudah sore dan aku malah menunggu
Untuk puluhan buku yang membantuku
Lalu harus sampai di rumah tepat waktu untuk menonton serial spongebob yang diputar ulang

Jika kau menjelaskan apa itu masa muda
Maka tak ada gunanya, biarkan saja mengalir
Aku tak ingin menilai diri kita sebagai generasi masa depan
Jika kita saling menyadari
Maka biarkan kita saling memahami
Bukankah begitu??
Aku hanya ingin bebas, aku tak butuh buku
Aku yang akan membuat bukuku sendiri
Aku tak butuh cap, bisa jadi tak inginkan apapun

egois

Terimalah, kau setan, aku juga
Tak usah menerakakan orang
Tak perlu bersumpah dan teriak
Apa kau akan senang/
Setelah acuh tak acuh
Dan melemah lalu angkuh

Tangisan awan

mengapa kau bertengkar?
Apakah dunia tetap berputar?
Mengapa kalian begitu gusar?
Suara tangis dan guruh terdengar

Hujan turun lagi, membasahi ruang bumi
Hidup adalah kami
Bukan teori yang rumit kan?
Dan di tanah terdapat cinta yang alami
Dari tangisannya menjadi damai
Dari marahnya langit terdapat cinta yang digapai

Penutup
Menceritakan tentang sebuah pertunjukan yang diambil dari kisah misteri para Badut adalah hal yang perlu diapresiasi. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar