Rabu, 15 Juni 2016

Antologi Puisi "Lima Satu Lima Belas" oleh yofan salim



Mati muda
Oleh: yofan s

Aku berdosa pada-MU, tapi aku berdoa pada-MU
Aku rindu aku yang dulu, tapi aku terlalu dungu
Aku terlalu bodoh, tapi juga ceroboh
Yang paling aku sulit hadapi adalah bertemu dengan-MU

Ini mungkin gila tapi aku bisa
Bangkit setelah jatuh sakit
Bisa untuk ubah segala hal yang dianggap tak bisa
Aku berdoa pada-MU setiap waktu, menangis karena ini pasti sulit

Tuhan, aku mati kan?
Matikan ini Tuhan
Matikan aku
Lalu kita bertemu..



Cinta masa muda
Oleh: yofan s

Cinta masa muda itu,
Ketika mengetuk pintu hati sedikit
Maka esok hari terbuka cinta yang akan ia rakit
Mengetuk pintu, ternyata sudah pergi bersama orang itu
Dan cinta masa muda itu,
Sungguh tak kenal tangis, tak kenal duka
Pasti ada luka, yang dibuka
Memang terdengar miris, tapi cinta hilang oleh hal tak terduga
Dan sekejap pergi, sekejap datang yang baru
Sekejap menangis malam lalu terlelap
Sekejap pula hari baru menjual lembar baru
Pada temanmu, pada sahabatmu, dan pada orang yang kau tak tau

Cinta masa muda itu ibarat pisau tajam
Kau tau? Disekitar sungguh membuat lelah, sungguh kejam
Banyak celah, seperti kau mendengar teman
Bergandengan tangan dengan seseorang di mall balai kota
Tak lama lagi kau dengar temanmu bersama sahabatnya di mall pinggir kota
Tak lama menangis dan menyesali
Tak lama pula mencari ikatan yang baru seperti sebuah tali




Bknorgmu
Oleh: yofan s

Aku adalah kepunyaanku,
Dan aku butuh kepunyaannya,
Kamu, tapi apa benar dia punya kamu?

Berharap cepat putus,
Iya, aku harus
Memang aku bukan orangmu, tapi kamu berharga
Memang aku tak punya daya, bukan siapa-siapa!

Aku adalah kepunyaanku,
Dan aku butuh kepunyaanya padaku
Kamu, tapi adakah yang peduli, aku bukan siapa-siapa!



Kupu-kupu
Oleh: yofan s

Ini yang terburuk dalam hidupku
Semua orang bisa, tapi aku tidak bisa mengendalikan
Sesuatu yang seharusnya diungkapkan, tapi aku bodoh
Kalah dari setiap waktu yang datang dan pulang,
Aku duduk melamun dan meratapi sial

Menangis dari kemarin dan lusa akan mati
Bersandar di pohon yang besar dan aku seperti terbang
Dibawa angin dedaunan yang gugur seperti hatiku yang gugur
Aku tetap mencoba, aku coba
Sebenarnya didalam hati sudah habis
Aku sudah kacau, aku tak tau jalan
Tak Seperti kupu-kupu terbang
Indah dan menawan, menahanku perlahan
Menunggu untuk kembali ke singgasana Tuhan




Tisu


Cermin yang lalu, melemahkanmu
Kau tulis di tangan namanya dalam pelukan
Perhatiannya, ternyata menjatuhkan
Kau lelucon, hanyalah celotehan

Sudah hilang, lalu bilang maaf
Maaf, sakit di hati penuh duka
Maaf ! sakit di tangan penuh luka
Hilaf, maaf
Omong kosong cinta ternyata main mata
Menyayangi dan merasakan duniamu tak lagi nyata




Machiavelis


Memang,
Aku semata-mata berusaha untuk takut
Ketika kalian keras kepala
Dan berusaha keras kepala hanya ketika kalian takut
Maka, kalian berpikir dua kali
Oh bukan ? bahkan beberapa kali seperti pengecut
Menggoda intuisi dan antusias
Aku ingin sekali melompat




Tinggal kenang


Menjadi perusak hidupku sendiri
Jujur sangat jenuh begini
Dan bila kau tetap pergi
Pergilah, bawa cinta ini

Ku yakin kau bisa hidup tanpaku
Tapi aku tidak bisa hidup tanpamu
Rasanya mau mati
Merombak perasaan ini

Sakit namun bimbang
Sulit untuk tangani, selalu ku kenang
Sepasang hati dahulu
Telah pergi ke tanah yang jauh




What i want


Kau semua impian yang ku cari
Tanpamu, tamparan untukku
Tak bisa rasakan duniamu
Dengan tulisan dalam sebuah puisi
Rangkaian kata indah intuisi
Puisi ini adalah perasaanku
Rasa yang ku tulis ikhlas untukmu
Apa yang aku inginkan



Riwayatku kini

Saat terkapar rindu kini
Yang salah bukan waktu
Yang benar bukan aku
Setiap kali teringat
Rindu yang teramat sangat
Ini yang didapat
Hal yang terberat



How i became a leader

Buka mata, buka pintu
Pikiran dan kebebasan akan datang
Segalanya akan mengubah sesuatu
Jika kita bangun dari tidur

Pesan langsung dari hati
Tuhan pun amini, terukir jelas di kain ini
Bersama maju itu hebat
Akan tinggal dalam masa depan



Hilang***

Waktu ‘kan berakhir
Kau tak hadir, ini adalah akhir
Ku beri semuanya, semuanya ku berikan
Aku bersumpah

Ku beri segalanya, namun kau tak ada
Ku beri apapun, tapi kau acuhkan

Saat itu ku tak sudi dengar kabarmu
Bahkan melihatmu
Biarkan orang lain menghampirimu
Aku berjanji tak ganggu lagi
Kau harus jauh menghilang



 
Who can deny love

Tahun lalu ku menunggu
Tahun lalu ku mengejar
Setiap kali ku luangkan waktu
Hanya untuk bisa kita bertemu

Tahun ini ku tetap menunggu
Tahun ini ku berlari
Setiap hari ku luangkan waktu
Hanya untuk bisa melihatmu

Tapi, tahun ini sedikit berbeda
Tahun ini ku mencari
Setiap hari menunggu yang tak pasti
Hanya untuk bisa bersama sampai mati, sampai nanti..

Sungguh sayang,
Cinta bertepuk sebelah tangan memang
Membuatku tak senang dan tenang
Kini terbangkan sayap lagi untuk terbang

Ke alam bebas lagi
Menuju hati yang mengerti
Miliki arti
Dan tak main hati


Putus cinta biasa**

Tuhan tunjukan jalan terbaik
Jika putus cinta itu hal biasa
Maka di hati akan binasah
Apapun itu aku hanya pasrah

Dan hilang dari pikiranku
Setelah ingin lupa semuanya
Akan datang yang baru sebelum aku lupa
Jangan hanya pedih dirasa seperti putus asa

Bebaskan aku
Dari keadaan ini
Sempurnakah hidupku?
Dari rapuhnya jiwaku

Tolonglah aku
Dari kehampaan ini
Selamatkan rasaku
Dari hancurnya hatiku




Raketku

Di tahun terakhirku
Ku bawa raketku
Ke halaman sekolah
Bermain di sana
Berbalut kasih
Sabtu pagi
Bersama temanku,
Sahabatku dan guruku
Raketku dipinjam
Lalu patah
Raketku lenyap sudah
Langit yang cerah redup sudah
Selesai sudah
Apa pedulimu?
Dan disimpan di rumah sahabat
Cukup sudah sebelum lelah




I love u but i hate too**

Mungkin waktu tak bisa
Mungkin dari semua ini yang tak bisa
Berusaha meski tak ada gunanya, aku tetap mencoba
Saat melihat kenyataan ini

Apa kau lihat?
Menunggu untuk kau membuka hati
Apa kau rasakan?
Di sini ku menahan, hanya untuk menanti jawaban
Kau sudah tau aku menyukaimu
Berhentilah berpura-pura!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar